Senin, 02 Februari 2009

Tenda Di Makam Theys Dibongkar dan Tahanan Abepura Terluka

Yogyakarta - (Deskpapuabarat-pos) –Sempat terjadi keributan kecil, namun akhirnya keberadaan tenda-tenda di lokasi makam Theys, Sabtu (31/1) kemarin, berhasil dibongkar oleh Sat Pol PP di back-up 1 SSK Dalmas dan 2 pleton Brimob. Tenda-tenda itu dibangun oleh kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya IPWP Dalam Negeri sekitar sebulan lalu. Pembongkaran dilakukan sekitar 17 personil Sat Pol PP Kabupaten Jayapura pimpinan Bernard Urbinas.

Dari pantauan Papua Pos, Polisi dan Sat Pol PP sudah tiba di lokasi sejak pagi hari, dan baru pada pukul 08:30 WIT dimulai dengan membongkar pagar yang mengelilingi lokasi makam.
Sementara 2 pleton Dalmas lainnya disiagakan di mata jalan masuk Airport di pimpin Kapolres Jayapura AKBP Matius D Fakhiri Sik dan didampingi Dandim 1701 Jayapura Letkol Inf Imam Santosa. Baca; juga Makam

Sementara arus kendaraan roda dua maupun roda empat dialihkan melalui jalur belakang untuk memperlancar proses pembongkaran. Pembongkaran diawali dengan membongkar 3 unit tenda di depan dekat makam alm Theys, dilanjutkan tenda di tengah yang dijadikan sebagai kamar mandi. Sebelum 2 tenda dibagian belakang dibongkar sempat terjadi keributan antara kepala Distrik Sentani Drs Cris Kores Toko M,Si dengan ketua posko Viktor Yeimo.

Kondisi itu mengakibatkan pembongkaran dihentikan sejenak, namun tidak berlangsung lama, sat Pol PP terus melanjutkan pembongkaran pada tenda yang ada dibagian belakang.
Namun Mahasiswa di situ yang berjumlah kurang lebih 70 orang memilih untuk berada didalam tenda, meski begitu proses pembongkaran terus dilanjutkan hingga bersih.

Kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya IPWP ini tetap bertahan di tempat yang tidak beratapkan tenda sambil meminta solusi. Setelah melakukan dialog akhirnya a mahasiswa mau diungsikan dengan mengunakan Bus ke kekediaman Boy Eluai.

Kapolres Jayapura AKBP Matius D Fakhiri Sik mengatakan, kehadiran Polisi atas permintaan pemerintah Pemkab Jayapura untuk menjaga situasi saat pembongkaran
didukung personil Polres Jayapura maupun Brimob. “Kami hanya memberikan dukungkan kepada Sat Pol PP,” ujar Kapolres kepada wartawan didampingi Dandim 1701 Jayapura Letkol Inf Imam Santosa.(nabas-papuapos )

Lapas Abepura Keroyok Tahanan

Sementara itu, dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Abepura Jayapura Papua dilaporkan Brutalisme petugas Lembaga Pemasyarakatan (LP) kelas II A Abepura Jayapura Papua Barat. Tepat jam 18:00 Waktu Papua (detik ini) penganiyaan terhadap Tapol Bapak Yusak Pakage oleh Petugas LP Andreanus Siagian/Batak akibat itu Bapak Yusak mengalami luka sobek pada pelipis mata kiri.

Awalnya Bapak Yusak meminta HP Buchtar Tabuni yang disita petugas Andreanus, tidak hanya ambil HP, matanya bengkak dan luka memar karena takut Buchtar dikembalikan ke POLDA besoknya tanggal 29 Januari 2009 Muchtar dibawa ke LP hal inilah yang tidak diterima oleh Bapak Yusak maka tadi jam 18:00 waktu Papua tanya HP-nya petugas tiba-tiba petugas itu melayangkan tangan kanannya petugas LP yang mana uraikan pada aline pertama.

Baca Juga; -Orang yang sedang berjuang untuk mendapatkan hak-hak politiknya, maka tidak bisa dijerat dengan hukum positip. Lanjut Ketua DAP, Seperti kasus yang dialami Buchtar Tabuni Cs, dia ini bukan kriminal atau melakukan penganiayaan, tapi mengapa harus ditangkap. Bahkan belum jelas apa salahnya, tapi dia telah mendapat dua kali kekerasan pemukulan oleh aparat, yakni di Polda dan Lapas.

Desk Papua Barat menduga Rangkaian keributan yang terjadi hanyalah realitas penanganan Papua menjelang pengkondisian lahan suara jelang Pemilu 2009. Dominasi akumulasi kepentingan yang tidak begitu demokratis mengkrucut adanya tindakan sewenang-wenang yang dilakukan di Papua oleh berbagai pihak atas nama kepentingan sesaat yang terus menjadikan rakyat tak berdosa sebagai tumbal dan korban ketakutan terus mengantui benak anak negeri. Aktor-aktor di Papua harus jeli menuai berbagai hal tak bisa di pertahankan dengan semangat reaksioneritas dan aktivitisme brutal. Rakyat butuh jaminan, rakyat butuh rasionalitas mengapa terus terjadi kontra produktif tetantang Papua. Agen hegemoni militer terus beredar dalam rauang-ruang di Papua. Tangan-tangan brutalisme bukan solusi..

Tidak ada komentar: