Kondisi represif yang terus menukik ini, diperparah lagi dengan tindakan penegakan hukum ala permainan togel dan itulah tradisi penegakan hukum bagi polda. Walaupun masalah kriminalitas dan kerawanan Papua mulai aman, tetapi prilaku aparat yang cenderung otoriter terhadap para mahasiswa dan pemuda yang menuntut hak mereka adalah bukti bahwa ada sebuah proyek raksasa bagi upaya penutupan ruang gerak dan berpolitik bagi anak negeri di Papua.
Kasus yang menimpa Buhtar Tabuni dan Sebi Sabom dari panitia IPWP adalah kenyataan bahwa negara sepertinya tak mau ambil masalah dengan membiarkan kebebasan bagi demokrasi dan HAM terus matang di tanah yang selama ini tertindas dalam berbagai aspek politik dan ekonomi rakyat setempat. Baca; Terkait
Sampai sekarang, diperkirakan ada sekitar ribuan orang Papua yang di kekang ruang kebebasannya baik secara fisik dan moral. Ratusan tahanan di LP Abepura dan ratusan tahanan lainnya yang berada di setiap Lembaga Pemasyarakatan di seluruh Papua menjadi kenyataan, bahwa Pulau Papua itu begitu luar biasa luasnya, tetapi bukanlah luas bagi pemiliknya dan penghuni tanah ini. Tidak ada penduduk luar Papua yang di kirim jadi tahanan di Papua seperti tahanan lainnya di pulau Jawa yang sebagian dititip dari pengadilan luar daerah. Masih ada belasan orang yang juga siap-siap ditahan di Fak-fak dari kasus bintang kejora. Dan masih banyak lagi penduduk di pedalaman Papua ( Puncak Jaya ) yang mengungsi ke hutan akibat penyisiran aparat.
Siapa dalang dibalik pengekangan hak hidup dan kemerdekaan berpendapat ini? Mereka " POLDA Papua " sebagai isntitusi POLRI dan didukung TNI terbukti mengekang nasib hidup dan berekspresi bagi warga Papua yang-KATANYA bagian dari NKRI. Sudah dipastikan, GOLPUT di pemilu 2009 semakin meluas di Tanah Papua. Sangat memberi ruang baru bagi ketidak berhasilan Jakarta ( Pemerintahan ) untuk menyukseskan kesejahteraan dan kemakmuran warga negara. Papua menjadi penting bagi Indonesia bila karakter " TOGEL " bukan jamannya sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar