Jumat, 16 Januari 2009

Polda Kirim Tim Ke Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya Papua











rjen Pol Bagus Ekodanto
MERAUKE(PAPOS) -Kepolisian Daerah (Polda) Papua, pasca kontak senjata OPM dengan Brimod pada Jumat (16/1) pagi sekitar pukul 10.00 WIT, akan mengirim tim ke Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya.

Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto ketika dihubungi ANTARA, Jumat (16/1) malam mengatakan, pihaknya akan mengirimkan tim yang terdiri atas Propam, Intelkam dan lainnya ke Mulia untuk menyelidiki insiden tersebut.

Dari hasil tim itulah baru akan diputuskan apakah pihaknya akan melakukan pengejaran mengingat sebelumnya atas permintaan dari tokoh masyarakat agar memberi waktu kepada mereka untuk membantu mencari senjata yang dirampas saat menyerang Pos Polisi di Tingginambut, Selasa (13/1) lalu.

"Kami belum memutuskan apakah tetap memberikan waktu tiga minggu sesuai permintaan para tokoh masyarakat dan kepala suku atau tidak," ungkap Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto yang dirilis Koran ini tadi malam (18/1).

Menurutnya, insiden baku tembak antara kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan anggota Brimob berawal dari saat anggota melakukan patroli dekat markas OPM di Tinggi Neri, Kamis ( 15/1) sekitar pukul 22.00 WIT.

Saat mendekati markas OPM, anggota ditembaki gerombolan OPM, namun setelah membalas dan mendapati markas mereka ternyata sudah kosong, sehingga anggota kembali keesokan paginya.

Namun, kata Kapolda Papua, di sekitar sungai anggotanya ditembaki hingga kembali terjadi baku tembak. Dalam kontak senjata itu salah seorang anggota OPM tertembak.

Kapolda Papua mengakui, anggota OPM bernama Yendenak Wonda yang tertembak itu saat ini dirawat di RSUD Mulia dan menurut rencana dijadwalkan Senin (19/1) hari ini dievakuasi ke Jayapura.

Ketika ditanya apakah saat bentrok senjata OPM menggunakan senjata yang dirampas dari pospol Tingginambut, Kapolda Papua mengakui, dari informasi yang diterima anggota mengaku bahwa senjata yang digunakan itu senjata organik.

“Belum dapat dipastikan karena setelah Wonda terluka senjatanya dilempar ke temannya,” jelas Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto.

Sumber : papuapos

============================================================================
DUA WARGA SIPIL TERTEMBAK DI PAPUA
Tingginambut-MRPB. Penyisiran gabungan oleh Aparat TNI-POLRI di Pedalaman
Papua tepatnya di Bawah perbukitan Gunung Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya Papua. Penyisiran dilakukan guna menemukan kembali senjata milik Aparat yang dirampas oleh Pimpinan OPM di Tingginambut beberapa waktu lalu.

Dua orang tertembak, 1 orang tewas di tempat kena Peluru milik Aparat Gabungan TNI dan POLRI. Seorang Warga dilarikan dan sekarang di rawat di RS. Puncak Jaya akibat Pahanya terkena peluru tembakan.

Peristiwa yang terjadi ( Jumat, 16 Januari 2009 ) termasuk rentetan penyisiran yang telah berkala dilakukan di wilayah ini. Penduduk sipil di pedalaman terutama di perkampungan tempat kejadian memilih mengungsi ke hutan-hutan karena ketakutan akibat penyisiran aparat ke sejumlah rumah-rumah penduduk di perkampungan. Pilihan lari dan menyelamatkan diri di hutan sudah jadi tradisi bagi warga di kampung Tingginambut. Hidup dalam situasi trauma dan ketakutan adalah aktivitas rutin warga setempat dimana wilayah tersebut tak juga luput dari aktivitas penyisiran dan konflik.

Tingginambut merupakan wilayah yang cukup terilosasi dari jangkauan publik sehingga akses informasi dan advokasi terkendala. Juga untuk kebutuhan penyelesaian konflik di wilayah ini membutuhkan energi ekstra dari semua kalangan yang prihatin akan sejumlah problem kemanusiaan.

Medan yang begitu terisolasi dan jauh dari wilayah publik sebagai justifikasi atas proses penyelesaian masalah di wilayah ini. Dinamika penyelesaian konflik di wilayah ini terus saja dilakukan dengan mengedepankan militer. Namun, konflik terus terjadi dan makin kronis. Belum dipastikan kerugian yang menimpa, namun kedamaian dan kenyamanan warga di perkampungan sangat absurb. Budaya penyelesaian masalah dengan dialog menjadi hampa. Inilah realitas pahit yang terus saja dialami orang Papua. Peradaban Papua Zona Damai dan dialogis semakin jauh dari usaha penyelesaian konflik di wilayah tersebut dan Papua pada umumnya. Mari akhiri pola penanganan masalah dengan mengandalkan kekuatan bedil, budayakan penyelesaian konflik yang dialogis dan damai. Jaminan ketentraman dan dinamisnya masyarakat harus di materaikan hari ini.***

Sumber : Juru Bicara OPM/TPN Papua Barat



Tidak ada komentar: