detikcom - Kamis, Februari 19, Diplomat AS diusir dari Ekuador. Marc Sullivan, diplomat tersebut dituduh mencampuri urusan dalam negeri Ekuador.
Pengumuman pengusiran tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Ekuador Fander Falconi. Dikatakannya, Sullivan punya waktu 48 jam untuk pergi dari negara itu. Sullivan merupakan diplomat AS kedua yang diusir dari Ekuador bulan ini dalam keributan seputar program memerangi narkoba yang didanai AS.
Pemerintah AS menyesalkan pengusiran pejabat kedutaan AS tersebut. "Kami menyesalkan keputusan oleh pemerintah Ekuador ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Gordon Duguid seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/2/2009).
"Kami juga membantah anggapan perbuatan salah oleh staf kedutaan," imbuhnya. "Meskipun adanya tindakan tidak adil pemerintah Ekuador, kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Ekuador untuk memberantas perdagangan narkoba," pungkas Duguid.
Pada 7 Februari lalu, Presiden Ekuador Rafael Correa juga telah memerintahkan pengusiran Armando Astorga, diplomat AS yang bertanggung jawab atas isu imigrasi, keamanan dan bea cukai.
Astorga dituduh mencoba mendikte pilihan kepolisian Ekuador soal komandan unit anti-penyelundupan sebagai balasan atas bantuan AS senilai US$ 340.000. Kini pemerintah Ekuador menuding Sullivan mencoba melakukan hal yang sama.
Pengumuman pengusiran tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Ekuador Fander Falconi. Dikatakannya, Sullivan punya waktu 48 jam untuk pergi dari negara itu. Sullivan merupakan diplomat AS kedua yang diusir dari Ekuador bulan ini dalam keributan seputar program memerangi narkoba yang didanai AS.
Pemerintah AS menyesalkan pengusiran pejabat kedutaan AS tersebut. "Kami menyesalkan keputusan oleh pemerintah Ekuador ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Gordon Duguid seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/2/2009).
"Kami juga membantah anggapan perbuatan salah oleh staf kedutaan," imbuhnya. "Meskipun adanya tindakan tidak adil pemerintah Ekuador, kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Ekuador untuk memberantas perdagangan narkoba," pungkas Duguid.
Pada 7 Februari lalu, Presiden Ekuador Rafael Correa juga telah memerintahkan pengusiran Armando Astorga, diplomat AS yang bertanggung jawab atas isu imigrasi, keamanan dan bea cukai.
Astorga dituduh mencoba mendikte pilihan kepolisian Ekuador soal komandan unit anti-penyelundupan sebagai balasan atas bantuan AS senilai US$ 340.000. Kini pemerintah Ekuador menuding Sullivan mencoba melakukan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar