Jumat, 20 Maret 2009

Diplomasi Pantun Bikin Dedengkot OPM Pulang Kampung

Pulang Kampung bukan hal baru bagi seorang perantau. Namun, kasus di Papua justeru punya makna politis. Rindu kampung halaman, sanak saudara dan kerabat adalah filosofi hidup manusia yang biasa di lakukan disaat waktu senja dan akhir menjelang hari libur.

Menarik ketika para Tokoh Papua sekaligus di klaim sebagai pentolan OPM menurut Sumber Detik Com...( diplomasi pantun bikin dedengkot OPM Pulang Kampung ). Salah satu pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nicolas Jouwe hari ini pulang kampung ke Indonesia. Nicolas bersedia pulang kampung, salah satunya karena diplomasi pantun.Adalah Dubes RI untuk Belanda Junus Effendy Habibie yang berperan dalam diplomasi pantun itu. Junus berkisah, dedengkot OPM itu sudah tinggal selama 40 tahun di Belanda dan tidak mau ke Indonesia sama sekali.

"Dan tidak mau ketemu dengan pejabat Indonesia. Baru saya dia mau. Sampai dia kasih pantun ke saya. Kita berdiplomasi, berdialog dengan pantun. Dia bilang 'Saya orang Papua berjuang sampai sekarang untuk kemerdekaan Papua'. Saya bilang 'Saya nasionalis NKRI. Saya mau Papua bukan jadi tetangga saya, tapi keluarga saya'," ujar Fanny, panggilan akrab JE Habibie.

Fanny menyampaikan hal itu usai bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) di Istana Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2009).

Adik dari mantan Presiden BJ Habibie ini pun menambahkan bahwa ada 4 pantun yang dilontarkan Nicolas kepadanya, saat bertemu pada 23 Februari 2009 lalu.

"Angin timur gelombang barat, kapal angkasa warna merpati. Bapak di timur beta di barat, apakah rasanya di dalam hati," ucap Fanny menirukan Nicolas.

"Terus saya bilang begini, 'Laju-laju perahu laju, laju-laju ke Surabaya. Biar lupa kain dan baju, orang tua jangan lupa pada saya," celoteh Fanny.

Nicolas pun membalas pantun,"Naik-naik ke batu gajah, rasa haus makan kwini. Beta rasa sengaja saja, siapa tahu jadi kok begini."

"Potong di kuku rasa di daging. Ale rasa beta rasa. Ketemu tua bersaudara satu sama lain," imbuh Nicolas seperti ditirukan Fanny.

"Saya pun membalas, 'Riang-riang ke Bangka hulu, ramah-ramah si batang padi. Diam-diam sabar dahulu, lama-lama toh akan jadi'," ujar dia.

"Terakhir dia kasih begini, 'Ayam putih mari kurantai, kasih makan ampas kelapa. Budi Bapak Dubes sudah sampai, beta mau balas dengan apa," jelas Fanny.

Bagaimana respon JK atas pertemuan Bapak dengan Nicolas yang berhasil membuatnya pulang ke Indonesia?

"Bagus, bagus, bagus, bagus. Apa yang bagus untuk bangsa kita, dia kemukakan," tandas dia.***

Tidak ada komentar: